PERAWATAN MESIN PRODUKSI
PERAWATAN MESIN PRODUKSI
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Perkembangan teknologi akhir-akhir ini berjalan
dengan pesat. Hal ini dapat dirasakan diberbagai kegiatan dan bidang kehidupan,
khususnya bidang industri manufaktur. Perubahan teknologi yang dipergunakan
dapat menimbulkan perubahan dari komponen input yang digunakan serta output
yang dihasilkan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan produktivitas dan
penggunaan teknologi tinggi yang berupa mesin dan fasilitas produksi maka
kebutuhan akan fungsi perawatan akan semakin bertambah besar. Dalam usaha untuk
dapat terus menggunakan fasilitas produksi agar kontinuitas produksi dapat
terjamin, maka direncanakanlah kegiatan perawatan yang dapat menunjang
keandalan suatu mesin atau fasilitas produksi. Keandalan mesin dan fasilitas
produksi merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kelancaran proses
produksi serta produk yang dihasilkan. Sehingga perlu dilakukan suatu
perencanaan perawatan dan perbaikan agar proses produksi dapat beraktivitas secara
berkesinambungan. Ketika terjadi kerusakan tentunya perlu dilakukan suatu
perbaikan, langkah awal yang dilakukan adalah mendiagnosa kerusakan sehingga
dapat dilakukan langkah perbaikan selanjutnya.
1.2. Tujuan
1.
Dapat mengetahui beberapa
teknik diagnosa pada mesin produksi.
2.
Dapat mengetahui cara mengatasi kerusakan pada mesin produksi.
3.
Sebagai proses pembelajaran untuk menghadapi dunia kerja.
4.
Sarana diskusi pada kelas IV Teknik Manufaktur.
1.3. Manfaat
Adapun
manfaat penyusunan makalah ini yaitu agar dapat mengetahui beberapa teknik
diagnosa dan cara mengatasi kerusakan pada mesin produksi, serta sebagai bahan
pembelajaran pada kelas IV Teknik Manufaktur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Dalam
penggunaan mesin sehari-hari seringkali kita tidak menyadari kerusakan
yang terjadi pada mesin. Maka dari itu dalam perawatan mesin biasa kita
mendengar istilah teknik diagnosa. Diagnosa dapat diartikan sebagai cara
menganalisa atau mengidentifikasi kerusakan-kerusakan yang terjadi. Diagnosa
juga biasa diartikan sebagai cara mendeteksi atau mencari kerusakan suatu
mesin. Untuk mendiagnosa suatu kerusakan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
secara manual dan dengan cara menggunakan alat tertentu sesuai dengan
spesifikasi mesin yang mengalami kerusakan.
2.2.
Manfaat teknik diagnosa
- Info yang akurat
- Mudah mencari penyebab kerusakan mesin
- Mencegah kerusakan yang lebih parah
- Mudah mengetahui langkah penanganan kerusakan
2.3. Teknik diagnosa terbagi menjadi dua yaitu:
2.3.1. Diagnosa secara
manual
Diagnosa
secara manual merupakan melakukan analisa kerusakan dengan cara pemeriksaaan
bagian yang diperkirakan mengalami kerusakan sesuai dengan keterampilan yang
dimiliki oleh teknisi/mekanik. Misal ; pada saat ada masalah pada suatu mesin
setelah diteliti ternyata keselahannya ada pada bagian transmisi mesin itu,
jadi yang akan diperiksa kerusakannya bukan pada kelistrikan pada mesin itu,
tentu yang akan diperiksa adalah pada bagian transmisinya kemudian mencari
sebab-sebab utama dari kerusakan yang terjadi.
2.3.2. Diagnosa
menggunakan alat atau sistem pakar
Mendiagnosa
dengan menggunakan alat tertentu atau sering disebut dengan sistem pakar
(Expert system) merupakan salah satu bagian dari sistem tertentu sehingga
setiap orang dapat menggunakannya untuk memecahkan masalah atau kerusakan yang
terjadi pada mesin. Misal ; terjadi kerusakan pada mesin kendaraan roda empat,
untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada mesin dapat dilakukan dengan
menggunakan alat diagnosa (system computer) tertentu sesuai pada wilayah
kerusakan pada mesin.
2.4. Ciri-ciri system
pakar yaitu :
a.
Memiliki
informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-langkah maupun dalam
menjawab pertanyaan tentang proses penyelesaian.
b.
Mudah
dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu kemampuan dari basis
pengetahuannya.
c.
Heuristic
dalam menggunakan pengetahuan untuk mendapat penyelesaiannya.
d.
Dapat
digunakan dalam berbagai jenis komputer.
e.
Memiliki
kemampuan dalam beradaptasi.
2.5. Dasar Sistem Pakar
Suatu
sistem disebut sebagai sistem pakar apabila mempunyai ciri dan karakteristik
tertentu. Hal ini juga harus didukung
oleh komponen komponen sistem pakar yang mampu menggambarkan tentang ciri dan
karakteristik tersebut (arhami: 2005). Sitem pakar disusun oleh dua bagian
utama, yaitu lingkungan pengembangan
(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation enviroinment)
(Turban: 1995). Lingkungan pengembang sistem pakar digunakan untuk memasukan
pengetahuan pakar kedalam sistem lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan
konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar untuk memperoleh
pengetahuan pakar. Berikut digambarkan pada arsitektur tentang hubungan antara
lingkungan pengembangan (development environment) dengan lingkungan konsultasi (consultation enviroinment) pada
sistem pakar.
Pada
komponen sistem pakar sebenarnya dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur penting
dari pengembangan sistem pakar yaitu adanya pakar, pemakai dan sistem. Pakar
adalah orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian khusus akan suatu bidang
(Turban : 1995). Dalam sistem, pengalaman tersebut disimpan sebagai basis
pengetahuan dan basis aturan. Sedangakan pemakai adalah orang yang ingin
berkonsultasi dengan pakar dengan mengunakan sistem yang menghubungkan antara
pakar dan pemakai dengan fasilitas-fasilitas yang ada pada sistem tersebut.
2.6. Analisis sistem
Analisis sistem yang dijelaskan dalam
pembahasan ini merupakan gambaran tentang sistem pakar yang dibuat mengenai
kerusakan tentang mesin dan alternatif solusi yang ditawarkan untuk membantu
menyelesaikan kerusakan tersebut.
Analisis
kebutuhan pemakai sistem meliputi informasi tentang perangkat keras dan
perangkat lunak yang dipakai untuk membangun sistem pakar dalam menyelesaikan
permasalahan pada mesin.
2.7. Analisis data
Analisis data yang dilakukan yaitu menganalisis
data tentang penyebab kerusakan mesin mobil, data tentang alternatif solusi
yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada mesin mobil tersebut.
Selanjutnya data tersebut diolah, diproses dan dibagi ke dalam beberapa
tabel-tabel menjadi satu basis data tentang kerusakan mesin mobil dan
solusi-solusi yang ada.
2.8. Analisis kerja
Analisis
kerja adalah analisis dari proses-proses kerja yang terlibat dalam pelaksanaan
perbaikan kerusakan mesin mobil. Hasil analisis kerja adalah masih mengunakan
seoraang ahli mesin dan teknisi mesin untuk mengecek kerusakan yang terjadi
pada mesin mobil pelanggan bengkel tersebut.
2.9. Mekanisme inferensi
Mekanisme
inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penelusuran dengan
menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan pola tertentu. Selama proses
konsultasi antar sistem dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu
demi satu sampai kondisi aturan itu benar.
Dalam mencari kerusakan mesin dan
mencari penyebab gangguan mesin akan dimulai dengan memberikan pertanyaan
mengenai gangguan yang dialami atau dengan memberikan daftar macam kerusakan
sehingga diperoleh suatu diagnosa kerusakan dan hasil akhir kesimpulan
kerusakan mesin tersebut. Bentuk pencarian kesimpulan tentang kerusakan dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1
: Bentuk pencarian kesimpulan tentang kerusakan
2.10.
Kelebihan dan kekurangan sistem pakar
2.10.1.
Kelebihan sistem pakar
a. Dapat menghemat waktu dalam proses pencarian
kerusakan serta menentukan solusi dari kerusakan mesin.
b. Meminimalkan tingkat kesalahan yang terjadi
pada penentuan letak keruasakan mesin, dibandingkan dengan penentuan letak
kesalahan dengan mengunakan system manual.
c. Output interface dari system pakar
ini dibuat sedemikian rupa sehingga pengguna/ user dapat mengerti tentang
maksud yang disampaikan oleh sistem pakar untuk menyelesaikan permasalahan pada
mesin.
2.10.2.
Kekurangan sistem pakar
a.
Data kerusakan mesin masih terbatas/ kurang, sehingga perlu diadakan penambahan
data macam kerusakan, data gejala kerusakan, data penyebab kerusakan dan solusi
kerusakan.
b.
Kekurangan data kerusakan yang ada dapat mengakibatkan penelusuran tidak ditemukan
tentang penyebab kerusakan, dan solusi dari kerusakan tersebut.
c.
Sistem pakar ini tidak dapat melakukan dua pencarian kerusakan mesin dalam satu
kali penelusuran.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa teknik
diagnosa merupakan salah satu cara untuk mengindentifikasi atau menganalisa
kerusakan pada suatu mesin. Dan teknik diagnosa ini terbagi menjadi dua yaitu
teknik diagnosa secara manual dan teknik diagnosa dengan menggunakan alat
(sistem pakar). Dewasa ini, kebanyakan pada bidang perawatan jika melakukan
diagnosa pada suatu kerusakan dilakukan dengan menggunakan alat (sistem pakar)
hal ini dikarenakan dapat mempermudah dan mempercepat perbaikan tersebut.
3.2.
Saran
0 komentar:
Posting Komentar